Masih Banyak Orang Yang Masih Memiliki Simpati Dan Kemanusiaan Yang Rendah

Dalam keseharian kita, kita pasti sering ataupun setidaknya ada sekali atau dua kali bertemu dengan orang-orang yang kurang mampu. Misalnya tukang sampah, penjual asongan, pengamen, orang silver, dan lain sebagainya. Dan jika kita perhatikan, respon setiap orang berbeda-beda saat bertemu dengan orang-orang seperti ini. Ada yang turut prihatin, atau sedih dan merasa kasihan, sehingga ia akan memberikan sedikit uang, bahkan ada beberapa orang memberikan respon yang bermacam-macam. Ada yang memberikan dalam bentuk uang atau makanan. Dan misalnya bagi penjual asongan, ada yang membeli jualan mereka, meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkannya.

Masih Banyak Orang Yang Masih Memiliki Simpati Dan Kemanusiaan Yang Rendah

Dan itu adalah salah satu sikap yang luar biasa. Karena dari situ bisa terlihat, masih ada sisi kemanusiaan setiap orang. Itu membuat semua terlihat lebih indah. Dan rasanya senang melihat hal seperti itu. Dimana di tengah-tengah kesulitan, di tengah-tengah banyak orang yang mementingkan diri sendiri. Masih ada orang-orang baik yang masih memiliki jiwa kemanusiaan. Tapi ada juga orang yang tidak melakukan sekian tindakan yang saya katakan di atas. Ada banyak juga orang saat bertemu dengan orang-orang tersebut malah tidak berpikir sama sekali soal kemanusiaan.

Ada yang tidak merasa simpati sama sekali dengan berbagai macam alasan. Ada yang mengatakan bahwa mereka hanyalah sebagian orang-orang yang malas. Yang dimana memiliki tenaga dan kemampuan untuk bekerja dibanding minta-minta. Atau ada yang berpikir, buat apa berikan kepada tukang sapu jalan, tukang sampah, toh juga mereka digaji sama pemerintah. Padahal bukan itu intinya. Dan juga yang disayangkan adalah, sepengalam saya, saat saya mengajak teman-teman saya untuk berpartisipasi dalam menyumbang bisa dalam bentuk apa pun.

Baik materi atau sembako, atau pakaian bekas layak pakai sekalipun. Dan saya mendapati beberapa jawaban yang cukup membuat saya prihatin. Salah satunya ada teman saya yang mengatakan, bahwa pakaiannya sedikit, dan tidak ada yang bisa dia berikan. Dan jika dilihat kembali dia adalah orang yang dari keluarga mampu, bahkan berlebih. Dan ada juga yang menjawab, ah nggak ah, enggak kenal juga. Mending bantu anggota keluarga.